PENCILLER


PENCILLER

        Penciller (atau penciler ) adalah kolaborasi seniman yang bekerja di pembuatan buku komik , novel grafis ,dan bentuk-bentuk seni yang sama visual, dengan fokus pada ilustrasi pensil primer, maka istilah "penciller".Dalam industri buku komik Amerika , penciller adalah langkah pertama dalam menampilkan cerita dalam bentuk visual, dan mungkin memerlukan beberapa langkah umpan balik dengan penulis. Para seniman ini memperhatikan tata letak (posisi dan sudut pandang pada adegan) untuk menampilkan langkah-langkah dalam plot.  

      

         Di luar deskripsi dasar ini, seniman yang berbeda memilih untuk menggunakan berbagai macam alat yang berbeda. Sementara banyak seniman menggunakan pensil kayu tradisional, yang lain lebih suka pensil mekanik atau pensil gambar . Pensil dapat menggunakan kekerasan timah apa pun yang mereka inginkan, meskipun banyak seniman menggunakan timah yang lebih keras (seperti 2H ) untuk membuat garis tipis untuk sketsa awal, kemudian beralih ke timah yang sedikit lebih lembut (seperti HB ) untuk fase akhir gambar. Masih seniman lain melakukan tata letak awal mereka menggunakan pensil berwarna biru muda karena warna itu cenderung menghilang selama fotokopi .

        Sebagian besar halaman buku komik AS digambar dengan ukuran besar di atas kertas besar, biasanya papan Bristol Ukuran biasa halaman buku komik di industri komik Amerika arus utama adalah 11 kali 17 inci. The inker biasanya bekerja langsung di atas tanda pensil penciller, meskipun kadang-kadang halaman yang bertinta di tembus kertas, seperti penyusunan vellum , melestarikan pensil asli. Karya seni tersebut kemudian secara fotografis dikurangi ukurannya selama proses pencetakan. Dengan munculnya program ilustrasi digital seperti Photoshop , semakin banyak karya seni yang diproduksi secara digital, baik sebagian atau seluruhnya.

  •  Jack Kirby

    Dari tahun 1949 hingga pensiun, Jack Kirby bekerja di studio bawah tanah seluas sepuluh kaki yang dijuluki "The Dungeon" oleh keluarganya. Saat memulai dengan papan Bristol yang bersih, pertama-tama dia akan menggambar garis panelnya dengan T-persegi . 

  •  Arthur Adams

    Arthur Adams mulai menggambar layout thumbnail dari skrip yang dia berikan, baik di rumah maupun di tempat umum. Ukuran thumbnail berkisar dari 2 inci x 3 inci hingga setengah ukuran buku komik yang dicetak. Ia atau asistennya kemudian akan memperbesar gambar mini dan menjiplaknya ke papan ilustrasi dengan pensil biru non-foto , terkadang menggunakan pensil biru muda Prismacolor , karena tidak terlalu berlilin, dan mudah terhapus. Saat mengerjakan papan ilustrasi terakhir, ia melakukannya di papan gambar besar saat berada di studio ruang bawah tanahnya, dan papan pangkuan saat duduk di sofa ruang tamunya. Setelah menjiplak thumbnail, dia kemudian akan memperjelas detail dengan pensil biru muda lainnya, dan menyelesaikan detailnya dengan pensil Nomor 2. Dia menggambar tiga bab pertama " Jonni Future " dua kali ukuran komik cetak, dan juga menggambar bab kelima, "Taman Sklin", dengan ukuran lebih besar dari standar, untuk membuat lebih detail dari biasanya di cerita. Untuk gambar poster besar dengan banyak karakter, ia akan memeriksa garis besar gambar dengan spidol untuk menekankannya. Dia akan menggunakan referensi fotografi bila perlu, seperti ketika dia menggambar hal-hal yang dia tidak terbiasa. Karena sebagian besar pendapatannya diperoleh dari menjual karya seni aslinya, ia enggan mempelajari cara memproduksi karyanya secara digital.

  •  Jim Lee

    Artis Jim Lee dikenal menggunakan timah F untuk karya pensilnya.

  •  J. Scott Campbell         

  •  Travis Charest

  •  Adam Hughes

  •  Joe Quesada

  •  Bryan Hitch

  •  Simone Bianchi

  •  Marc Silvestri

  •  Erik Larsen

  • Amanda Conner

  •  Gen Ha

    Skrip buku komik dapat mengambil berbagai bentuk. Beberapa penulis, seperti Alan Moore , menghasilkan garis besar yang lengkap, rumit, dan panjang dari setiap halaman. Yang lain mengirim artis hanya garis besar plot yang terdiri dari tidak lebih dari gambaran singkat dari adegan-adegan kunci dengan sedikit atau tanpa dialog. Stan Lee dikenal lebih menyukai bentuk yang terakhir ini, dan karenanya dikenal sebagai Metode Marvel . 

 Terkadang seorang penulis atau artis lain (seperti art director ) akan menyertakan tata letak dasar, yang disebut " breakdown ", untuk membantu penciller dalam komposisi adegan. Jika tidak ada rincian yang disertakan, maka pensil akan menentukan tata letak setiap halaman, termasuk jumlah panel, bentuknya, dan posisinya. Bahkan ketika detail visual ini ditunjukkan oleh sebuah skrip, seorang penciller mungkin merasa ketika menggambar adegan bahwa ada cara yang berbeda dalam menyusun adegan, dan mungkin mengabaikan skrip, biasanya setelah berkonsultasi dengan editor dan/atau penulis.

PENDAPATAAN PENCILLER

Pendapatan  Artis-artis besar seperti  David Finch, Frank Cho, Jim Lee, Brandon Peterson, Mike Allred, Ed Benes, kira-kira dapet berapa dollar?

    Harga tertinggi bisa sangat bervariasi tergantung pada penjualan proyek individual yang dikerjakan oleh seorang seniman. Jika seorang seniman top bekerja pada judul yang kurang terkenal atau mereka membuat komik karena kecintaaan terhadap cerita atau karakter tertentu yang kurang dikenal dengan luas , mereka akan menghasilkan angka yang lebih rendah dibanding jika mereka membikin judul dan penerbit yang sudah terkenal.

    Sebagai contoh, mereka dapat menghasilkan lebih dari $ 400 -$ 500 (Rp 5jt - Rp 6,5jt) per halaman interior, ditambah dengan pembayaran royalti yang besar jika komik dan paperback perdagangan berikutnya terus terjual dengan baik. Jika mereka membuat cover comik, biasanya akan ada tambahan ribuan dollar per edisi. Jadi jika mereka terlibat dalam karya hit yang besar, mereka bisa menghasilkan $ 300k ( Rp 5,2 Milyar ) atau lebih dalam setahun.  Sementara itu jika mereka membuat komik bulanan dengan popularitas medium, pendapatannya mendekati $ 60 - $ 70k (Rp 700 jt - Rp1 Milyar ) per tahun.  

Cerita dari 4 Comic Artist Asal Indonesia yang Bekerja di Marvel

    Marvel kembali menghadirkan Marvel Creative Day Out di tahun 2018 ini. Berlokasi di kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Marvel memberikan kesempatan bagi para penggemarnya untuk sedikit mengetahui cara kerja dapur Marvel. Acara ini dilaksanakan hanya satu hari dan tidak hanya diisi sharing session namun juga exibition dari karya anak bangsa yang terkait dengan Marvel.

"Marvel adalah perusahaan terbesar dan menjadi bagian dari lifestyle," kata CB Cebulski, Editor In Chief dari Marvel Studios. Hal itu terbukti dari banyaknya merchandise Marvel yang digemari mulai dari baju, tumblr dan hal-hal lainnya.

1. Ario Anindito

 Proyek Marvel pertama yang dikerjakan oleh Ario adalah serial "Wolverine" pada 2014. Komik lainnya yang ikut dia kerjakan adalah Secret Wars: Hoise of M", "Hyperion", "Venom: Space Knight", "Agents of SHIELD", "Uncanny Inhumans", dan "Secret Empire: United". Tidak hanya komik saja, Ario juga ikut mendesain figurine limited edition seperti Lady Sof dan Beta-Ray Bill.

    Ketika ditanya bagaimana ceritanya sampai akhirnya bermuara di Marvel Studio, Ario mengakui bahwa dulu dia ditemukan pencari bakat dari gambarnya yang di-upload ke website. Dari situlah dia dikenalkan dengan pihak Marvel dan melakukan tes secara online.

"Bekerja di Marvel itu seperti dream comes true. Hanya dari gambar yang kebanyakan disobek oleh guru di belakang buku sekolah, sekarang bisa menggambar untuk komik asli," ujar Ario saat ditanya suka dukanya bekerja di Marvel.

    Ada tiga tips yang dibagikan Ario untuk para seniman muda, "Pertama, bermimpilah yang tinggi. Kedua, DISIPLIN! Don't miss the deadline. Ketiga, jangan mudah menyerah."

2. Miralti Firmansyah

 

    Miralti mulai diperhitungkan sebagai salah satu illustrator handal saat membuat komik Tomorrowland tahun 2013 lalu. Miralti terlibat dalam project komik "Star Lord", "Kitty Pride", "The New X-Men '92", dan "Gweenpool". Kesempatan pertama Miralti menunjukkan bakatnya untuk Marvel adalah dalam acara ICC. Di sana dia berkesempatan bertemu dengan CB Cebulski dan menunjukkan portfolionya. 

Tiga tips penting yang dibagikan oleh Miralti, "Satu, tidur siang. Dua, olahraga dan tiga, keep the good attitude.

3. Yasmine Putri

 

Perempuan keren satu ini berprofesi sebagai Character Concept. Yasmine mulai bekerja di Marvel pada tahun 2015 untuk "Star Wars". Karya lainnya adalah "Invicible Iron Man", The Ultimates", "The Amazing Spiderman", "Spider Women", dan juga "Spider Gwen".

Cerita Yasmine masuk ke Marvel hampir sama dengan Miralti. Baginya, bekerja di Marvel sama saja membuat hobi menjadi profesi. Yasmine juga membagikan tiga tips agar seniman muda bisa meraih mimpinya. "Pertama, buang sampah pada tempatnya. Kedua, latihan terus, penting ini. Ketiga, konsisten, karena mau gak mau kalau mendalami profesi ini, kamu harus bisa menggambar bagus yang konsisten," katanya.

4. Sunny Gho

    Sunny sudah bekerja untuk Marvel selama 8 tahun terakhir. Beberapa proyek yang ia ikut tangani adalah "Civil War 2", "Star Wars" dan "Secret Empire". Awal mula karyanya dilirik oleh Marvel mulai dari penerbit kecil. "Jadi dari penerbit kecil itu, kemudian di-test untuk bikin delapan halaman komik."

    Bagi Sunny, pengalaman paling seru bekerja di Marvel adalah memiliki rekan kerja yang punya karya keren. Sunny juga memberikan tips bagi para seniman komik Indonesia untuk terus berkarya. "Punyalah role model. Biar punya titik untuk diikuti dan mau belajar biar lebih dari role model-nya."

 

 THANK YOU FOR READING.............

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLOG PKL PUTU OKTA HADI PERDANA (UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA) PKL DINAS KEBUDAYAAN KABUPATEN BULELENG